Hari ini Dinas Perhubungan DIY bersama dengan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta dan PT KAI melakukan survei rekayasa lalu lintas contraflow di kawasan Malioboro dan Stasiun Tugu Yogyakarta (3/5/2023). Contraflow sendiri merupakan salah satu sistem pengaturan lalu lintas yang dilakukan dengan cara mengubah arah normal arus kendaraan di jalan raya atau dengan kata lain merupakan keadaan dimana kendaraan menggunakan tambahan lajur yang diambil dari lajur yang sudah ada sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pihak berwenang. Penerapan contraflow biasanya dilakukan untuk mengatasi kemacetan, pemeliharaan jalan, hingga evakuasi darurat.
Kepala Seksi Teknologi Transportasi Dinas Perhubungan DIY, Taufan Abdi Soelaiman S.T., M.Sc., menyatakan bahwa pelaksanaan contraflow ini merupakan inovasi dalam pelayanan integrasi antarmoda antara Trans Jogja dengan penumpang KAI. “Dishub DIY ingin menyediakan suatu inovasi bagaimana caranya penumpang yang keluar dari Stasiun Tugu Yogyakarta dapat langsung mengakses Trans Jogja. Contraflow akan dilakukan dari barat sampai timur dimana jalur yang disediakan nantinya ada dua yaitu Stasiun Tugu Yogyakarta – Malioboro, Stasiun Tugu Yogyakarta – Stasiun Kridosono, dan sebaliknya,” ungkapnya.
Taufan juga menambahkan, “Mengapa contraflow harus dilakukan? Tentunya untuk mempermudah penumpang KAI dalam mengakses transportasi umum sehingga nantinya kemacetan lalu lintas juga dapat dihindari. Dishub DIY juga berencana akan memanfaatkan bis listrik untuk memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang,” tuturnya.
Dalam perealisasiannya, Dinas Perhubungan DIY akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, PT KAI, Satuan Polisi Pamong Praja, Polresta Sleman, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), dan masyarakat sekitar. Saat ini, Dishub DIY sudah berupaya melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar dalam rangka memberikan pemahaman terkait sistem contraflow yang akan dilaksanakan dalam tahun ini.
