Yogyakarta – Pemerintah Daerah (Pemda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Dinas Perhubungan DIY Bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta hari ini menggelar Kampanye Penggunaan Becak Kayuh Bertenaga Listrik di kawasan Malioboro.
Acara ini dihadiri oleh Wali Kota Yogyakarta, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), Pejabat Sekretaris Daerah DIY, Arya Nugraha, S.T., M.I., serta jajaran pejabat daerah lainnya dan pengemudi becak listrik.
Kampanye ini bertujuan mengajak masyarakat untuk menggunakan becak kayuh bertenga listrik (pedal-assist electric tricycle) sebagai moda transportasi tradisional yang lebih ramah lingkungan, sekaligus memperkuat upaya menjaga Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia yang telah ditetapkan oleh UNESCO. Inisiatif ini mencerminkan komitmen Pemerintah Daerah DIY dan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam melestarikan becak sebagai ikon khas kota Yogyakarta, melalui pendekatan inovatif yang mengintegrasikan teknologi listrik bantu kayuhan mempertahankan esensi tradisional sambil memberikan kenyamanan lebih bagi pengayuh becak.
Langkah ini sejalan dengan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, yang menekankan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan sebagai wujud nyata menjaga keseimbangan alam semesta serta memperkuat nilai-nilai keberlanjutan
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Perhubungan DIY, Ibu Erni Widyasuti, menyampaikan bahwa becak listrik ini telah dikembangkan sejak tahun 2023 dan 2024, diawali dengan pembuatan prototipe dan sampai pada produksi masal. Dalam perkembangan selanjutnya produk becak kayuh bertenga listrik ini akan terus dievaluasi untuk memastikan kelayakannya sebagai moda transportasi tradisional unggulan.
"Ini bukan hanya tentang teknologi, tapi tentang menjaga identitas Jogja yang khas dengan moda transportasi yang ramah lingkungan," ujarnya.
Becak listrik dibuat dengan bentuk menyerupai becak tradisional, namun dilengkapi motor listrik berbasis pedal-assist yang berfungsi membantu pengemudi saat melewati tanjakan atau menempuh perjalanan jauh. Karena tidak menggunakan bahan bakar fosil dan bebas dari polusi suara, becak listrik menjadi lambang kemajuan teknologi yang tetap menghargai nilai-nilai budaya lokal. Teknologi ini tidak hanya meringankan beban fisik para pengayuh, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi mereka.
Beliau juga menegaskan bahwa becak listrik akan menjadi bagian penting dari upaya menjadikan Malioboro sebagai Kawasan Low Emission Zone (zona rendah emisi), menggantikan becak bermotor yang saat ini dianggap kurang sesuai atau ilegal.
"Kami berharap penggunaan becak listrik ini dapat menggantikan becak motor yang saat ini dinilai tidak sesuai aturan, dan menjadi peringatan bagi semua pihak agar beralih ke moda yang lebih ramah lingkungan," ujarnya
Senada dengan Erni, Pejabat Sekretaris Daerah DIY Arya Nugraha, menjelaskan bahwa kampanye ini merupakan ajakan dan dorongan bagi masyarakat dan pengemudi becak untuk bertransformasi dari becak motor ke becak listrik.
Sampai saat ini, Pemerintah DIY melalui Dinas Perhubungan DIY telah menghibahkan 90 unit becak kayuh dengan penguat tenaga listrik kepada koperasi untuk mendukung program ini.
"Mari kita wujudkan proses transformasi ini dengan semangat guyub rukun makaryo bebarengan, karena Jogja yang istimewa adalah Jogja yang mampu menjaga jati diri sambil terus melangkah ke masa depan dengan bijaksana," ujar Bapak Arya Nugraha.
Walikota Yogyakarta, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), dalam pernyataannya sangat mendukung inisiatif ini.
Beliau menyoroti kontradiksi antara Malioboro sebagai pusat keramaian dan kebutuhan oksigen, dengan tingginya emisi karbon yang dihasilkan.
"Lambat atau cepat Malioboro akan menjadi pedestrian dan bebas dari polusi karbon. Tinggal bagaimana kita memulainya, mau cepat atau lambat, itu semua tergantung pada kita," tegasnya.
Acara dilanjutkan dengan penandatanganan petisi dukungan, bentuk komitmen terhadap becak ramah lingkungan oleh Walikota Yogyakarta, PJ Sekda DIY, Kepala Dinas Perhubungan DIY, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah DIY, Ketua Komisi C DPRD DIY, Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Kasat Lantas, staf ahli, Dinas Kebudayaan DIY, dan perwakilan masyarakat serta stakeholder lainnya.
Setelah itu, para tamu undangan berkesempatan menaiki 25 becak listrik yang telah disiapkan dengan rute dari Jalan Malioboro, Simpang Titik Nol KM, Simpang Gondomanan, Simpang Melia, dan berakhir di Bangsal Wiyotoprojo, Komplek Kepatihan.
Selanjutnya para pengemudi becak mengikuti sosialisasi yang diadakan oleh Dinas Perhubungan DIY dengan mengundang narasumber Bapak Nur Subiantoro, Ketua Komisi C DPRD DIY di Bangsal Wiyoto Projo.
Pemerintah Daerah DIY bersama Pemerintah Kota Yogyakarta mengimbau seluruh lapisan masyarakat untuk mendukung dan memanfaatkan becak kayuh bertenaga listrik saat berada di kawasan Malioboro. Selain berfungsi sebagai sarana transportasi, kehadiran becak listrik juga mencerminkan komitmen terhadap pelestarian lingkungan, pelestarian warisan budaya, serta upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.***
***