Dinas Perhubungan DIY mulai memetakan sejumlah titik rawan macet baik kawasan yang sudah menjadi langganan saat arus mudik maupun titik kemacetan baru. Jalur yang berada di wilayah dengan topografi naik turun masuk dalam pemetaaan rawan kecelakaan.
Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DIY Agus Harry Triono menjelaskan, pihaknya mulai melakukan pemetaan kawasan rawan macet terutama di jalur yang akan memasuki ke Kota Jogja. Seperti di kawasan Ringroad Utara, Sleman mulai dari simpang empat Monjali hingga simpang tiga Maguwoharjo.
Di jalur selatan, Jalan Parangtritis termasuk rawan macet disusul Jalan Magelang dari arah perbatasan Jawa Tengah kawasan Tempel ke selatan. “Titik itu sering terjadi kemacetan, terutama saat H-7 hingga H+7 lebaran,” ungkapnya Jumat (2/5/2017).
Kemacetan yang seringkali menumpuk di persimpangan itu akan terus dipantau petugas. Petugas Dishub DIY, lanjutnya, akan melakukan pemantauan melalui air traffic Control System (ATCS) yang berada di Kantor Dishub DIY.
Melalui ACTS tersebut, petugas akan melakukan rekayasa lalu lintas melalui pengurangan dan penambahan durasi lampu bangjo. Dengan memperpanjang lampu hijau pada ruas jalur yang terjadi penumpukan arus.
Sebaliknya pada jalur yang relatif sepi, maka durasi lampu menyala merah juga akan diperlambat. “Kami ada 68 titik CCTV di seluruh DIY yang memantau arus ini,” imbuh dia.
Selain kemacetan rutin, pihaknya memasukkan sejumlah titik kantong kemacetan baru yang berada di Sleman dan Gunungkidul. Antara lain jalur menuju kawasan wisaya Jogja Bay Waterpark di Maguwoharjo, Depok, Sleman.
Kawasan wisata Breksi di Prambanan juga masuk dalam radar Dishub yang bakal menjadi kantong kemacetan baru. Sedanhkan di Gunungkidul lebih banyak pada kawasan wisata pantai baru serta kawasan Kalibiru di Kulonprogo.
“Untuk penanganan kemacetan ini, kami berkoordinasi dengan kepolisian untuk melakukan rekayasa lalu lintas,” ujarnya.
Agus menambahkan, untuk kawasan yang rawan kecelakaan, tahun ini lebih fokus antisipasi pada jalur dengan topografi naik turun, seperti di Patuk, Gunungkidul dan Minggir Sleman menuju perbatasan Kulonprogo.
“Kalau kota relatif, Sleman barat yang sering diakibatkan karena mengantuk. Kemudian menonjol sekitaran Gamping sampai Sedayu itu rawan, setelah tempel masuk ke Jogja. Kalau timur karena kecepatan rendah sering macet, jadi kemungkinan tidak,” kata dia.