Yogyakarta – Pemerintah Daerah DIY tengah mempersiapkan langkah strategis dalam mendukung layanan transportasi pendidikan dan kebudayaan melalui pengadaan bus sekolah dan bus museum.
Pembahasan ini dilakukan dalam rapat koordinasi tindak lanjut arahan Gubernur DIY yang menyoroti pentingnya peningkatan aksesibilitas bagi pelajar dan masyarakat umum.
Melalui program ini, Pemda DIY berupaya memperkuat hubungan terhadap kegiatan belajar serta kunjungan edukatif ke lembaga kebudayaan di wilayah DIY.
Pertemuan secara daring pada Senin (10/11/2025) tersebut dihadiri oleh perwakilan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY bidang PKLK (Pendidikan Khusus Layanan Khusus), Dinas Kebudayaan (Dishub) DIY bidang Permuseuman, serta tim pengorganisasian dari Dinas Perhubungan (Dishub) DIY.
Rapat membahas proses penyusunan proposal yang akan diajukan ke Kementerian Perhubungan, termasuk penentuan kebutuhan data teknis dan spesifikasi armada yang sesuai. Selain itu, peserta juga meninjau kesiapan dokumen pendukung agar pengajuan proposal dapat segera disampaikan dan memperoleh persetujuan Gubernur DIY.
Menurut keterangan Kepala Bidang Angkutan Dishub DIY Wulan Sapto Nugroho, setiap instansi diminta segera menyerahkan data pendukung pada hari Kamis mendatang.
Dikpora PKLK akan menyampaikan data jumlah dan lokasi siswa SLB, sedang bidang Permuseuman akan menyiapkan informasi kondisi bus museum, kebutuhan armada baru, serta rincian anggaran operasional. Seluruh data tersebut akan dikompilasi ke dalam dokumen proposal resmi yang kemudian diserahkan kepada Gubernur sebelum dikirim ke Kementerian Perhubungan.
Dalam sesi pembahasan, bidang Permuseuman menyoroti kondisi empat unit bus museum berkapasitas sedang yang sebagian telah berusia lebih dari 12 tahun.
Beberapa unit memerlukan penguatan atap akibat kerusakan yang disebabkan oleh jatuhan pohon. Meskipun perawatan rutin telah dilakukan dan jumlah pengunjung museum terus meningkat–mencapai 568 pengunjung dalam beberapa tahun terakhir–pengadaan armada baru dinilai tetap mendesak untuk menjamin keamanan dan kenyamanan layanan edukatif bagi masyarakat.
Sementara itu, Dikpora PKLK menegaskan pentingnya penyediaan bus sekolah bagi siswa Sekolah Luar Biasa (SLB), khususnya di Kabupaten Kulon Progo.
Setiap kabupaten diusulkan memperoleh lima unit kendaraan agar siswa berkebutuhan khusus dapat mengakses pendidikan dengan aman dan layak. Selain kebutuhan armada, rapat juga membahas aspek operasional seperti penyediaan pengemudi, perawatan kendaraan, serta penentuan lokasi garasi yang strategis.
Program pengadaan bus sekolah dan bus museum ini diharapkan menjadi langkah konkret Pemda DIY dalam meningkatkan aksesibilitas pendidikan dan kebudayaan. Selain berfungsi sebagai sarana transportasi, kedua program tersebut juga mencerminkan komitmen daerah dalam menyediakan fasilitas publik yang inklusif dan berkelanjutan. Meski proses pengajuan dapat dilakukan dalam waktu dekat, tahap penganggaran diperkirakan akan berlangsung hingga tahun 2026 atau 2027.
Tim koordinasi akan terus berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan untuk memastikan format proposal sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Seluruh data dan dokumen pendukung ditargetkan selesai dalam minggu ini sebelum disampaikan kepada Gubernur DIY untuk mendapatkan persetujuan akhir.
Melalui koordinasi lintas instansi dan perencanaan yang matang, Pemda DIY berharap program ini dapat segera terealisasi sebagai upaya nyata meningkatkan kualitas layanan publik di bidang pendidikan dan kebudayaan***.


