Ada Gambar Penjual Jamu di Bus Transjogja yang Baru

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

KORANBERNAS.ID – Sejumlah enam unit bus Transjogja dengan desain dan perwajahan yang baru, Senin (4/3/2019), resmi meluncur di jalanan Yogyakarta. Enam bus itu bukan merupakan tambahan armada melainkan peremajaan dari total 20 unit yang rencananya diremajakan.

Launching 6 unit bus Transjogja milik PT Jogja Tugu Trans (JTT) kali ini dilakukan di halaman Kantor Pusat PT Bank BPD DIY Jalan Tentara Pelajar Yogyakarta, ditandai pengguntingan pita serta pemecahan kendi oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DIY, Sigit Sapto Raharjo.

Tampak mendampingi jajaran direktur Bank BPD DIY yaitu Cahya Widi, Dian Ariani serta R Agus Trimurjanto. Hadir pula Ketua DPD Organda DIY, Hantoro, Dirut PT JTT Agus Andriyanto serta para tamu undangan. Begitu diluncurkan, enam bus itu kemudian berkeliling kota Yogyakarta.

Direktur Pemasaran Bank BPD DIY R Agus Trimurjanto menyatakan peresmian bus Trans Jogja Tahun 2019 oleh PT Jogja Tugu Trans ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama (PKS) antara PT AMI dengan PT JTT, dalam rangka penataan moda transportasi di Yogyakarta dan sekitarnya.

Tujuannya untuk mewujudkan pelayanan angkutan umum perkotaan dengan sistem buy the service, serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

“Sebagai wujud peran serta PT Bank BPD DIY mensukseskan program kerja pemerintah, kami ikut berperan dalam pembiayaan bus yang diadakan oleh PT JTT,” kata dia.

Tampilan bus Transjogja dengan desain yang baru. (sholihul hadi/koranbernas.id)

Kerja sama pengadaan bus berlangsung sejak 2007, antara lain bus Hyundai sejumlah 34 unit pada 2007, bus Hino sejumlah 20 unit pada 2012, bus Hino sejumlah 29 unit pada 2017 dan tahun ini pembiayaan peremajaan bus sejumlah 6 unit.

Agus Trimurjanto menjelaskan, kinerja keuangan Bank BPD DIY hingga akhir Februari 2019 sangat menggembirakan. Total aset mencapai Rp 14,048 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp 9,285 triliun, Outstanding Loan (OSL) Rp 7,469 triliun.

Dirut PT JTT Agus Andriyanto menjelaskan, dengan tampilan baru diharapkan masyarakat Yogyakarta kembali menoleh moda transportasi umum Transjogja.

Dia mengatakan, perbedaan tampilan bus baru itu dengan bus lama adalah lebih eye cacthing design dengan striping yang juga dibuat berbeda.

Pada bodi bus dominasi warna hijau dan kuning itu dihias gambar-gambar menarik mengangkat ikon Yogyakarta seperti sepeda, becak, andong, motor maupun suasana Titik Nol Kilometer yang terwakili oleh ikon bangunan Kantor Pos Besar.

Selain itu, untuk memberikan kesan humanis sekaligus sebagai salah satu keunikan Yogyakarta, pada bodi bus terdapat gambar penjual jamu tradisional. “Ada juga gambar orang jualan jamu,” ungkapnya kepada wartawan.

Bus baru bermesin Hino keluaran tahun 2019 itu selain rangkanya lebih ringan, interiornya pun lebih bagus. “”Grand Venus ini grade-nya lebih tinggi daripada Neptune,” jelasnya.

Pendingin udara juga lebih bagus, saat cuaca panas penumpang tetap nyaman. Dari sisi karoseri, digunakan plat utuh sehingga relatif lebih tahan korosi. Satu unit bus itu harganya berkisar Rp 700 juta. “Dari sisi penampilan enam unit bus baru ini lebih menarik,”kata dia.

Ketua DPD Organda DIY, Hantoro, menyambut baik peremajaan enam unit bus Transjogja. Dia berharap layanan Transjogja bisa memberikan dukungan bagi angkutan wisata di DIY yang tumbuh subur. Angkutan wisata di DIY hampir 90 persen sudah melakukan peremajaan armada.

Direktur Pemasaran Bank BPD DIY R Agus Trimurjanto (dua dari kanan) menerima cenderamata dari PT JTT.  (sholihul hadi/koranbernas.id)

Kepala Dinas Perhubungan DIY Sigit Sapto Raharjo juga menyambut positif peluncuran enam unit bus Transjogja itu. Dia berpesan keselamatan penumpang harus diutamakan.

Sopir harus tertib berlalu lintas, mengingat di Indonesia setiap satu jam empat sampai lima orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya.

Mengenai desain bus Transjogja yang baru, Sigit mengakui memang bagus. Bus itu boleh ditempel iklan asalkan sesuai dengan koridor.

“Saya senang dengan desain yang baru. Bisa diberi iklan tapi jangan yang serem. Bisa berupa iklan informasi misalnya iklan Sekaten, pameran komputer di JEC atau kredit dari Bank BPD DIY dengan tulisan yang besar,” ujarnya.

Sigit menambahkan, apabila Malioboro nantinya resmi menjadi pedestrian hanya Transjogja satu-satunya kendaraan bermotor yang boleh melintasi jalan tersebut. (sol)

Sumber : koranbernas.id


© 2024 Dinas Perhubungan D.I. Yogyakarta. All Rights Reserved.