Pemudik Angkutan Darat di Yogyakarta Diprediksi Turun Tiga Persen

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Kepala Unit Pelaksana Teknis Terminal Giwangan, Bekti Zunanta, terjadi penurunan penggunaan angkutan darat selama Lebaran pada Ramadan 2017 sebesar tiga persen dibanding tahun lalu. Angkutan darat, misalnya bus menjadi pilihan terakhir pemudik setelah pesawat dan kereta api.



Pada persiapan angkutan lebaran pada Ramadan 2017, pemerintah memperketat operasi Angkutan Antar Kota Antar Provinsi atau AKAP. Sejak 17 April lalu, petugas terminal mengecek kelayakan kendaraan sesuai instruksi Kementerian Perhubungan. Cek kendaraan itu meliputi kelengkapan administrasi dan kondisi fisik kendaraan. "Hasilnya 30 persen dari 385 bus yang diuji tidak layak," kata Bekti, Senin, 12 Juni 2017.

Menurut Bekti, jumlah total armada angkutan darat untuk memenuhi kebutuhan pemudik Lebaran tahun lalu sebanyak 1.400 armada angkutan setiap hari. Sedangkan, jumlah total pemudik mencapai 27 ribu orang per hari.

Pengemudi wajib memenuhi kelengkapan yakni surat izin mengemudi, STNK, dan kartu trayek. Sedangkan, untuk kondisi fisik kendaraan di antaranya cek lampu, rem, sabuk keselamatan, dan kondisi ban.

Dari hasil pemeriksaan, kendaraan tidak layak jalan paling banyak karena tidak memenuhi persyaratan kondisi fisik kendaraan yang sesuai aturan. Misalnya kondisi ban yang tidak layak jalan.

Selain pemeriksaan fisik dan kelengkapan administrasi, petugas mengecek kesehatan sopir dan kru bus. Misalnya sopir dan kru bus harus punya waktu istirahat cukup sebelum mengemudikan kendaraan.

Petugas kesehatan di pos yang khusus disiapkan selama lebaran pada Ramadan 2017 juga memeriksa tekanan darah sopir dan kru bus. Pos kesehatan juga diperuntukkan bagi penumpang. "Pengawasan tahun ini lebih ketat untuk antisipasi kecelakaan di jalan," kata dia.

 

Sumber : ramadan.tempo.co


© 2023 Dinas Perhubungan D.I. Yogyakarta. All Rights Reserved.